Buku-buku di bawah ini adalah karya bersama dengan rekan-rekan, silahkan baca gratis di Google Play
Senin, 25 Maret 2019
Rabu, 02 Januari 2019
Structural equation model based partial least square (SEM-PLS): Menggunakan SmartPLS
Modul ini bertujuan untuk memahami mengenai PLS dan SmartPLS, berisi antara lain tentang:
- Teknik Menginstal SmartPLS
- Konsep Partial Least Square (PLS)
- Membangun Model PLS di SmartPLS
- Kalkulasi PLS Algorithm & Boostrap
- Analisis PLS (Intervening/Mediator)
- Analisis PLS (Moderator/Moderasi)
- Analisis PLS (Regresi Biasa)
Jumat, 16 November 2018
Tips: Filter Email (Gmail) yang Tak Diinginkan
Kadangkala email (Gmail) kita dipenuhi oleh email-email yang masuk dari alamat tertentu. Sering kali notifikasi email tersebut muncul pula di Smartphone kita. Masalah ini bagi sebagian orang cukup mengganggu. Untuk mengatasinya, kita dapat menggunakan fitur pengaturan filter yang tersedia di Gmail.
Kamis, 30 November 2017
Inheritance of knowledge for the next generation: Warisan pengetahuan untuk anak cucu
I never knew when I was born. Similarly, I also never know when and where I will die. However, one day I will surely die. The question is, what did I leave for my descendants and mankind in the future?
Senin, 25 April 2016
Anak Ku...Suatu Saat Jika Kau Bersedih
Nakku...jika suatu saat kau sedang bersedih dan sangat tidak bahagia, tiada lain yang harus kau lakukan...Ingatlah Tuhan yang Menciptakan mu, dan hati mu menjadi tenang (Q.S.: 13:28; 39:23; 48:4; 8:2; 89:28).
Selasa, 07 Oktober 2008
Permasalahan Kehidupan
Sebagai manusia kita selalu mengalami berbagai permasalahan dalam kehidupan, ini dapat membuat putus asa, stres, depresi dan sebagainya karena permasalahan tak dapat diselesaikan.
Mungkin pernah suatu saat kita mengalami kegalauan karena kehabisan uang, tidak bisa membayar uang kuliah. Kita juga pernah mengalami sakit yang tak kunjung sembuh.
Animasi Islam - Islamic Animation (Free)
Saya mencoba membuat beberapa animasi Islam (dalam file gif) seperti ayat-ayat Al-Qur'an yang dapat digunakan untuk keperluan blog, presentasi di power point dan sebagainya. Silahkan klik link "baca selengkapnya/read more" di bawah ini untuk melihat contoh animasi yang ada. Untuk menyimpannya klik kanan pada gambar-"save image as" atau "save picture as", lalu simpan di komputer Anda.
Jika Anda membutuhkan animasi untuk ayat-ayat lain silahkan mengisi Chat Box, namun untuk saat ini animasi yang dapat disediakan hanya ayat-ayat pendek saja.
Mohon kritik dan saran atas karya animasi ini.
Terima kasih dan semoga bermanfaat.
Sabtu, 27 September 2008
Senin, 01 September 2008
Pelajaran Kecil dari Sang Profesor
Suatu saat di akhir Agustus 2008 saya diberi berkesempatan berkunjung ke Penang dalam rangka berobat ke salah satu rumah sakit di sana. Setelah selesai diagnosis, keesokan harinya saya berkunjung ke University Sains Malaysia (USM) menemani rekan yang sedang mengambil program Ph.D. Hitung-hitung juga sebagai studi banding untuk persiapan kuliah S3 di masa depan.
Kampus yang luar biasa bagus, sejuk, berbukit-bukit, dan tertata dengan desain yang benar-benar direncanakan dengan baik. Sekilas tampak seperti deretan vila-vila atau kumpulan hotel-hotel di daerah pegunungan. Mengenai luasnya? Wah, mungkin 10 kali luas kampus USU di Medan, atau mungkin 50 kali kampus UMSU?.
Awalnya kami masuk ke ruangan salah seorang dosen pembimbing disertasi rekan saya tersebut, seorang Doktor. Beliau menyambut dengan ramah dan penuh kekeluargaan, orangnya cukup bersahaja dan menunjukkan kesalehan di wajahnya. Tak ada sedikitpun menunjukkan keakuan dan rasa sombongnya. Di akhir pertemuan sang Doktor memberikan banyak foto copy jurnal-jurnal dan buku yang diberikannya secara gratis, padahal lembarannya cukup tebal.
Selesai bimbingan, rekan saya “D” masuk ke dalam ruang seminar yang berbatas dinding kaca. Di dalamnya penuh dengan mahasiswa yang sedang kuliah S2 dan S3, mereka bermaksud mendengarkan ceramah dari seorang Professor. Saya menunggu dan memperhatikan dari sebalik dinding kaca dengan penuh rasa ketertarikan melihat nuansa ilmiah tersebut. Akhirnya saya diminta sang professor masuk ke ruangan untuk bergabung dan memperkenalkan diri kepada seluruh audiens.
Awalnya saya salah tingkah namun memberanikan diri berdiri dan berbicara singkat tentang maksud kedatangan saya di tengah-tengah mereka. Kemudian professor memulai kuliah dengan antusias sambil sesekali bercanda untuk mengimbangi suasana formal. Waktu dilalui dengan presentasi proposal penelitian mahasiswa serta diselingi dengan berdiskusi dengan sesama mereka.
Usai kuliah kami menunaikan shalat Jum’at di mesjid kampus yang cukup luas. Begitu sholat selesai sang professor mengajak kami untuk makan siang bersama di sebuah restaurant dengan beberapa orang mahasiswa S2 dan S3 (sekitar 10 orang), termasuk saya. Sang professor mengatakan bahwa ia sengaja mentraktir kami karena baru saja ada mahasiswanya yang lulus Doktor.
Wah, saya agak bingung bercampur kagum. Bagaimana tidak, sering terdengar di Indonesia mahasiswalah yang selalu mengajak makan dosen-dosennya bila sudah selesai sidang meja hijau. Tapi kali ini berbeda, di negeri tetangga ini saya menemui dosen yang perilakunya 180 derajat berbeda dengan di tanah air.
Saat makan siang akan dimulai professor meminta salah seorang Doktor untuk membacakan do’a makan. Saya ikut berdo’a di dalam hati. Hal yang benar-benar menarik, suasana yang hampir dan memang belum pernah saya temui di kalangan muslim ketika berada di rumah makan di Medan, saya hanya pernah menyaksikan beberapa kali suasana ini dilakukan oleh orang-orang yang beragama kristen. Ada yang salah di kita? Think about it.
Ada hal yang menggelikan namun dalam hati saya aminkan. Saat selesai makan masih ada tersisa 2 potong kecil apel di piring buah. Professor melihat dan langsung menyuruh 2 siswanya untuk menghabiskan apel tersebut. Sang siswa terpaksa memakannya, namun kembali dihardik oleh sang professor “makan tak boleh berdiri, harus duduk”.
Belakangan saya dengar informasi bahwa apabila makan sang professor tak pernah menyisakan makanan di piringnya, tidak sebutir nasipun tertinggal. Bahkan ia menjilati jemarinya untuk memastikan bahwa tidak ada nasi yang tersisa sedikitpun.
Wah, cukup disiplin dan taat kepada ajaran agama juga benar menurut kesehatan. Kebiasaan yang telah banyak dilupakan oleh kita ketika makan, tak berdo’a, menyisakan makanan di piring, makan dan minum sambil berdiri. Saya jadi berpikir, bagaimana kita mampu melakukan ibadah-ibadah besar, jika hal-hal yang dianggap sepele namun ada aturannya dalam agama selalu kita langgar. Mungkinkah kita jadi muslim yang kaffah? Sang profesor tidak hanya terbiasa dengan nilai-nilai ilmiah atau keilmuan belaka, namun ia juga tetap menjaga nilai-nilai agama yang perlu kembali diajarkan kepada mahasiswanya yang mungkin saja sudah dilupakan.
Pelajaran sesaat dari professor yang cukup menyadarkan kealpaan yang sudah mendarah daging.
Kampus yang luar biasa bagus, sejuk, berbukit-bukit, dan tertata dengan desain yang benar-benar direncanakan dengan baik. Sekilas tampak seperti deretan vila-vila atau kumpulan hotel-hotel di daerah pegunungan. Mengenai luasnya? Wah, mungkin 10 kali luas kampus USU di Medan, atau mungkin 50 kali kampus UMSU?.
Awalnya kami masuk ke ruangan salah seorang dosen pembimbing disertasi rekan saya tersebut, seorang Doktor. Beliau menyambut dengan ramah dan penuh kekeluargaan, orangnya cukup bersahaja dan menunjukkan kesalehan di wajahnya. Tak ada sedikitpun menunjukkan keakuan dan rasa sombongnya. Di akhir pertemuan sang Doktor memberikan banyak foto copy jurnal-jurnal dan buku yang diberikannya secara gratis, padahal lembarannya cukup tebal.
Selesai bimbingan, rekan saya “D” masuk ke dalam ruang seminar yang berbatas dinding kaca. Di dalamnya penuh dengan mahasiswa yang sedang kuliah S2 dan S3, mereka bermaksud mendengarkan ceramah dari seorang Professor. Saya menunggu dan memperhatikan dari sebalik dinding kaca dengan penuh rasa ketertarikan melihat nuansa ilmiah tersebut. Akhirnya saya diminta sang professor masuk ke ruangan untuk bergabung dan memperkenalkan diri kepada seluruh audiens.
Awalnya saya salah tingkah namun memberanikan diri berdiri dan berbicara singkat tentang maksud kedatangan saya di tengah-tengah mereka. Kemudian professor memulai kuliah dengan antusias sambil sesekali bercanda untuk mengimbangi suasana formal. Waktu dilalui dengan presentasi proposal penelitian mahasiswa serta diselingi dengan berdiskusi dengan sesama mereka.
Usai kuliah kami menunaikan shalat Jum’at di mesjid kampus yang cukup luas. Begitu sholat selesai sang professor mengajak kami untuk makan siang bersama di sebuah restaurant dengan beberapa orang mahasiswa S2 dan S3 (sekitar 10 orang), termasuk saya. Sang professor mengatakan bahwa ia sengaja mentraktir kami karena baru saja ada mahasiswanya yang lulus Doktor.
Wah, saya agak bingung bercampur kagum. Bagaimana tidak, sering terdengar di Indonesia mahasiswalah yang selalu mengajak makan dosen-dosennya bila sudah selesai sidang meja hijau. Tapi kali ini berbeda, di negeri tetangga ini saya menemui dosen yang perilakunya 180 derajat berbeda dengan di tanah air.
Saat makan siang akan dimulai professor meminta salah seorang Doktor untuk membacakan do’a makan. Saya ikut berdo’a di dalam hati. Hal yang benar-benar menarik, suasana yang hampir dan memang belum pernah saya temui di kalangan muslim ketika berada di rumah makan di Medan, saya hanya pernah menyaksikan beberapa kali suasana ini dilakukan oleh orang-orang yang beragama kristen. Ada yang salah di kita? Think about it.
Ada hal yang menggelikan namun dalam hati saya aminkan. Saat selesai makan masih ada tersisa 2 potong kecil apel di piring buah. Professor melihat dan langsung menyuruh 2 siswanya untuk menghabiskan apel tersebut. Sang siswa terpaksa memakannya, namun kembali dihardik oleh sang professor “makan tak boleh berdiri, harus duduk”.
Belakangan saya dengar informasi bahwa apabila makan sang professor tak pernah menyisakan makanan di piringnya, tidak sebutir nasipun tertinggal. Bahkan ia menjilati jemarinya untuk memastikan bahwa tidak ada nasi yang tersisa sedikitpun.
Wah, cukup disiplin dan taat kepada ajaran agama juga benar menurut kesehatan. Kebiasaan yang telah banyak dilupakan oleh kita ketika makan, tak berdo’a, menyisakan makanan di piring, makan dan minum sambil berdiri. Saya jadi berpikir, bagaimana kita mampu melakukan ibadah-ibadah besar, jika hal-hal yang dianggap sepele namun ada aturannya dalam agama selalu kita langgar. Mungkinkah kita jadi muslim yang kaffah? Sang profesor tidak hanya terbiasa dengan nilai-nilai ilmiah atau keilmuan belaka, namun ia juga tetap menjaga nilai-nilai agama yang perlu kembali diajarkan kepada mahasiswanya yang mungkin saja sudah dilupakan.
Pelajaran sesaat dari professor yang cukup menyadarkan kealpaan yang sudah mendarah daging.
Rabu, 23 Juli 2008
Pengenalan ISO
Artikel ringkas ini disusun
atas permintaan Saudara Tika
Mutu atau kualitas dalam bahasa Inggris disebut dengan quality. Kualitas secara umum bermakna sebagai baik buruknya sesuatu objek baik yang terlihat nyata (tangibles) seperti barang yang diproduksi perusahaan dan dijual oleh pengecer, maupun objek yang tidak nyata (intangibles) seperti pelayanan yang diberikan oleh suatu perusahaan jasa.
Kualitas bagi konsumen cukup penting dalam pemenuhan kebutuhan mereka. Konsumen akan mencapai tingkat kepuasan yang tinggi ketika produk yang dikonsumsinya memiliki kualitas yang baik. Di sisi lain kualitas juga adalah unsur penting bagi perusahaan, sebab ketika produk yang dihasilkan perusahaan berkualitas maka akan tercipta loyalitas di dalam diri konsumen dan meningkatnya pangsa pasar. Dengan demikian kondisi ini akan berkontribusi terhadap pencapaian laba perusahaan serta memberikan kemampuan bagi perusahaan untuk tetap survive di bisnisnya.
Saat ini isu kualitas yang banyak dibicarakan adalah kualitas mutu terpadu (Total Quality Management/TQM). Ini berarti organisasi tidak hanya memperhatikan mutu hasil produksi saja, namun harus mencakup keseluruhan dari proses produksi.
Dalam tulisan Narsa dan Yuniawati (2003) menjelaskan beberapa makna dari Total Quality Management (TQM). TQM merupakan suatu sistem yang dapat dikembangkan menjadi pendekatan dalam menjalankan usaha untuk memaksimumkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus menerus atas produk, jasa, tenaga kerja, proses dan lingkungannya (Tjiptono 2001). TQM juga merupakan falsafah holistie yang dibangun berdasarkan konsep kualitas, teamwork produktivitas, pengertian dan kepuasan pelanggan (Ishikawa dalam Pawitra, 1993). Dengan demikian TQM merupakan sistem manajemen yang mengangkat kualitas sebagai strategi usaha dan berorientasi pada kepuasan pelanggan dengan melibatkan seluruh anggota organisasi.
Di dunia terdapat sebuah lembaga yang sertifikasi mutu yang dikenal dengan ISO (International Organization for Standardization). ISO adalah penerbit dan pengembang terbesar di dunia dari standar internasional yang ada yang berpusat di Genewa, Switzerland. ISO adalah suatu organisasi nonpemerintahan yang menjembatani antara publik dan sektor swasta. Di satu sisi, banyak dari anggotanya ISO ini menjadi bagian dari struktur pemerintahan, atau diberikan mandat oleh pemerintah mereka. Sebaliknya, anggota lain berakar di dalam sektor swasta, setelah disiapkan oleh partnerships nasional dari asosiasi-asosiasi industri (ISO, 2008).
Penerapan ISO di suatu perusahaan berguna untuk: meningkatkan citra perusahaan; meningkatkan kinerja lingkungan perusahaan; meningkatkan efisiensi kegiatan; memperbaiki manajemen organisasi dengan menerapkan perencanaan, pelaksanaan, pengukuran dan tindakan perbaikan (plan, do, check, act); meningkatkan penataan terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan lingkungan; mengurangi resiko usaha; meningkatkan daya saing; meningkatkan komunikasi internal dan hubungan baik dengan berbagai pihak yang berkepentingan; mendapat kepercayaan dari konsumen/mitra kerja/pemodal (Wikipedia, 2008).
ISO 9000 (dan seri-serinya) berfokus kepada “manajemen kualitas”, ini berarti hal-hal apa yang harus dipenuhi oleh organisasi, diantaranya: the customer's quality requirements, and applicable regulatory requirements, while aiming to enhance customer satisfaction, and achieve continual improvement of its performance in pursuit of these objectives (ISO, 2008).
ISO 9001 merupakan standar sistem manajemen kualitas yag diperkenalkan pertama kali pada tahun 1987. Standar ISO 9001 bukan berfokus kepada produk atau jasa tetapi lebih kepada jaringan organisasi dalam hal desain kegiatan dan operasi untuk meyakinkan bahwa output mampu memenuhi tujuan bisnis utama, yaitu memuaskan pelanggan. Empat area fokus dari pendekatan ISO 9001 tersebut adalah: (1). Tanggung jawab manajemen; (2). Manajemen sumber daya; (3). Realisasi produk, dan (4). Analisis, pengukuran, dan perbaikan (Kuncoro, 2005).
ISO 14000 (dan seri-serinya) menitikberatkan perhatian kepada “manajemen lingkungan”, yakni hal-hal apa yang dilakukan organisasi untuk: minimize harmful effects on the environment caused by its activities, and to achieve continual improvement of its environmental performance (ISO, 2008).
ISO 14000 merupakan standar internasional tentang sistem manajemen lingkungan secara umum. Sistem manajemen lingkungan adalah suatu sistem yang digunakan oleh perusahaan untuk mengelola lingkungan. Sedangkan untuk bidang konstruksi masih didukung oleh adanya konsep konstruksi berkelanjutan (sustainable construction) (Candra et al.). Elemen ISO 14000 yang terkait dengan proyek konstruksi adalah polusi udara, pembuangan ke sumber air, pasokan air dan pengolahan limbah domestik, limbah dan bahan-bahan berbahaya, gangguan, bunyi/kebisingan dan getaran, radiasi, perencanaan fisik, pengembangan perkotaan, gangguan bahan/material, penggunaan energi, keselamatan dan kesehatan kerja karyawan (Rothery ,1995 dalam Chandra et al., 2005) .
Referensi
Chandra, Herry P; Djoni; Christian. 2002. “Analisa Sistem Manajemen Lingkungan (ISO 14000) dan Kemungkinan Implementasinya oleh Para Kontraktor Kelas A di Surabaya”. Dimensi Teknik Sipil Vol. 4 No. 2 Tahun 2002, h.77-84.
Dede Setiadi, 2006. Pengertian ISO 9000: Sistem Standar Manajemen Mutu. Disampaikan dalam Pelatihan Audit Lingkungan, Kerjasama Departemen Biologi FMIPA IPB dengan Bagian PKSDM Ditjen Dikti Depdiknas pada 11 -20 September 2006 di Hotel Graha Dinar Cisarua Bogor.
ISO, 2008. “About ISO”, http://www.iso.org/iso/about.htm. Diakses 22 Juli 2008.
Mudrajad Kuncoro, 2005. Strategi: Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif?. Jakarta: Erlangga.
Narsa, I Made & Yuniawati, Rani Dwi. 2003. “Pengaruh Interaksi antara Total Quality Management Dengan Sistem Pengukuran Kinerja dan Sistem Penghargaan terhadap Kinerja Manajerial: Studi Empiris pada PT. Telkom Divre V Surabaya”. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 5, No. 1, Mei 2003, h.18-34.
Pawitra, T. 1993. “Kepuasan Pelanggan sebagai Keunggulan Daya Saing”, Journal of Marketing, Prasetya Mulya, Volume I, No. 1.
Rothery, Brian, 1995. ISO 14000 and ISO 9000. Vermont: Gower Publishing Limited.
Tjiptono, Fandi. 2001. Prinsip-prinsip Total Quality Service. Yogyakarta: Andi Offset.
Wikipedia, 2008. “ISO”. http://id.wikipedia.org/wiki/ISO. Diakses 22 Juli 2008.
Senin, 14 Juli 2008
Survey EQ dan SQ
Di bawah ini tersedia 2 buah kuisioner tentang Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ). Data hasil survey ini akan menjadi bahan diskusi dalam pembelajaran Perilaku Organisasi.
Klik salah satu atau seluruh kuisioner di bawah ini (sebaiknya diisi kedua-duanya):
Kecerdasan Emosional / Emotional Quotient (EQ)
Isi Kuisioner EQ
Lihat Hasil Kuisioner EQ
Kecerdasan Spiritual / Spiritual Quotient (SQ)
Isi Kuisioner SQ
Lihat Hasil Kuisioner SQ
Perhatian! Setelah Anda mengisi seluruh item kuisioner dan diakhiri dengan menekan tombol submit, berarti data yang telah Anda isi sudah terkirim ke server. Terima kasih.
Jumat, 11 Juli 2008
Kuisioner EQ, SQ
Beberapa orang mahasiswa Program Studi Manajemen bermaksud melakukan penelitian tentang kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual untuk skripsi mereka. Di bawah ini tersedia bahan baku instrumen/kuisioner tentang kedua hal tersebut. Hanya saja para mahasiswa yang ingin menggunakan perlu melakukan pengujian reliabilitas dan validitas instrumen tersebut agar benar-benar mampu mengukur kedua variabel yakni EQ dan SQ untuk penelitiannya.
Instrumen Kecerdasan Emosional
Saya memiliki kepercayaan diri yang tinggi
Saya selalu sadar baik buruknya apa yang saya lakukan
Saya cukup tegas terhadap diri sendiri
Saya tidak selalu tergantung kepada orang lain
Saya suka bekerja sama dengan orang lain
Dalam mengambil tindakan, saya selalu mempertimbangkan perasaan orang lain
Saya suka membantu orang lain yang sedang kesusahan
Saya selalu bisa menerima dan menghargai pendapat orang lain
Saya suka mendengarkan keluhan orang lain dengan penuh perhatian
Saya bisa memahami kesalahan orang lain dan memaafkannya
Saya selalu bersikap jujur kepada orang lain
Saya bisa menerima apapun masalah yang terjadi dalam hidup saya
Saya mampu memecahkan masalah dengan baik
Saya dapat dengan mudah mengatasi rasa stress
Saya tidak mudah putus asa atau kecewa jika apa yang saya rencanakan berbeda dengan apa yang saya harapkan
Saya selalu optimis dengan kehidupan ini
Saya yakin di masa depan saya akan bisa sukses
Saya bisa menikmati hidup ini dengan apa adanya
Instrumen Kecerdasan Spiritual
Saya selalu berdo’a untuk memohon ampunan kepada Allah
Apa yang saya lakukan selalu sesuai dengan ajaran Agama Islam
Bagi saya keimanan adalah penting bagi saya
Ketika mengalami masalah hidup, saya selalu mengadu kepada Allah
Saya jarang meninggalkan ibadah sholat
Saya selalu merasa bahwa diri ini berharga
Saya merasakan ketenangan ketika saya selesai beribadah
Saya percaya tentang adanya surga dan neraka
Saya sangat suka mendengar ceramah-ceramah dari ustad
Saya selalu bersikap dan bertutur kata yang baik kepada orang lain
Saya selalu membaca kita suci Al-Qur’an
Saya selalu mengajak orang lain berbuat baik
Saya selalu menghadiri pengajian atau ceramah-ceramah agama
Saya selalu merasakan kehadiran Allah dalam hidup saya
Saya selalu pergi ke mesjid untuk sholat
Saya suka membantu orang lain yang kesusahan
Saya tidak percaya kepada kekuatan jimat atau mantera-mantera
Saya tidak suka iri kepada orang lain
Saya selalu berusaha untuk memperbaiki ibadah saya
Saya selalu membaca buku-buku agama
Hubungan IQ, EQ, dan SQ dengan Kesuksesan Kerja
Suplemen Mata Kuliah
Perilaku Organisasi, 2008
Dalam kajian perkuliahan "Perilaku Organisasi" khususnya pada Subbab "Dasar-dasar Perilaku Individual" Stephen P. Robbin (1996) membicarakan tentang kemampuan manusia yang terdiri dari 2, yakni: 1). Kemampuan Fisik, yang berkaitan dengan stamina, kecekatan, dan kekuatan; 2). Kemampuan Intelejensi (Intelegencee Quotient/IQ), yang diindikasikan dengan kemahiran berhitung, pemahaman verbal, kecepatan perseptual, penalaran indusktif, penalaran deduktif, visualisasi ruang, dan ingatan.
Namun dalam perkembangannya, pakar-pakar psikologi dan neuroscience banyak melakukan penelitian bahwa setidaknya ada 2 lagi bentuk kecerdasan manusia disamping IQ, mereka menyebutnya dengan kecerdasan emosional (emotional intelegency), dan kecerdasan spiritual (spiritual intelegency).
Guna melengkapi pemahaman tentang ketiga bentuk kecerdasan tersebut dan bagaimana dampaknya terhadap dunia kerja, dapat kita pahami dari cuplikan video berikut ini:
Pernyataan dalam video di atas bahwa sebenarnya IQ, EQ, dan SQ tersimpan di dalam otak manusia melalui penyelidikan-penyelidikan ilmiah di bidang neouroscience, yakni:
- IQ terletak pada Neokorteks
- EQ terletak lymbic system
- SQ terletak pada temporallobe
Lalu bagaimana kaitan ketiga bentuk kecerdasan tersebut terhadap kesuksesan seseorang dalam kehidupan bekerja di organisasi seperti perusahaan? Kesuksesan bekerja akan bisa dicapai apabila kita mampu mengintegrasikan ketiga bentuk kecerdasan tersebut di dalam diri kita.
Apabila seorang karyawan hanya berfokus kepada salah satu bentuk kecerdasan saja, misalnya IQ semata, maka perilakunya dalam bekerja adalah kesombongan yakni memandang rendah orang lain yang memiliki kemampuan intelektual di bawah dirinya. Ia tidak akan bisa bekerja sama di dalam tim, akibatnya orang tersebut akan dapat mengalami ketidaksempurnaan kinerja karena biasanya manusia secara individual memiliki keterbatasan fisik.
Demikian juga apabila seorang karyawan hanya mengandalkan kemampuan emosional saja. Maka ia dapat menjadi orang yang berperilaku ganda, berbeda apa yang diucapkan dengan apa yang ada di dalam hati, hanya karena bermaksud ingin menyenangkan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain. Misalnya seorang karyawan melayani pelanggannya yang datang untuk melakukan komplain terhadap produk yang dibelinya beberapa waktu yang lalu. Sang pelanggan menyatakan bahwa produknya harus diganti secepatnya dengan produk yang baru. Karena ingin menyenangkan pelanggan maka karyawan menyatakan bahwa produknya pasti diganti oleh perusahaan pada minggu depan, padahal karyawan tersebut tahu bahwa sebenarnya produk baru bisa dikirim dari pusat sekitar 1 bulan. Dapat kita bayangkan bagaimana kecewanya sang pelanggan ketika ia datang pada saat yang dijanjikan.
Ketiga, apabila karyawan hanya lebih berperhatian kepada kecerdasan spiritual, pasrah kepada apa yang terjadi karena dia berpikir bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupannya adalah kehendak Tuhan. Dia hanya berpikir untuk beribadah saja di dalam kantor padahal pekerjaan yang harus dilakukan cukup banyak, akhirnya pimpinan marah dan pelanggan menjadi kecewa. Ia juga selalu menceramahi orang lain agar berbuat benar sesuai dengan ajaran agama, sehingga sikap rekan kerja menjadi negatif kepadanya karena dianggap seperti anak kecil dan akhirnya dia dijauhi oleh rekan-rekan sekantor. Apa dampak yang timbul?
Intinya adalah keseimbangan, keseimbangan antara IQ, EQ dan SQ. Tidak berfokus hanya kepada salah satu kecerdasan saja, dan juga tidak mengabaikan salah satu darinya. Kemampuan seseorang mengintegrasikan ketiga bentuk kecerdasan yang ada, akan menjadikan seorang yang bekerja menjadi berprestasi, juga mempengaruhi kedudukan karirnya, serta tingkat kompensasi yang diberikan perusahaan kepadanya.
Kamis, 03 Juli 2008
Internet dan Pembelajaran
Pemanfaatan Internet dalam Proses Belajar
dan Penulisan Karya Ilmiah
Bidang Manajemen dan Bisnis*
Oleh: Azuar Juliandi
*Dipublikasikan pada Jurnal Ilmiah
Manajemen & Bisnis
Vol. 02 No. 02 Oktober 2002
Abstrak
Perkembangan teknologi memberikan banyak kemanfaatan bagi dunia pendidikan. Internet adalah salah satu bentuk nyata teknologi yang dapat dimanfaatkan mahasiswa bidang Manajemen dan Bisnis dalam menunjang proses belajar, memperkaya wawasan, dan membantu dalam proses penulisan karya ilmiah. Perpustakaan dan jurnal online yang ada di dunia internet merupakan sumber referensi untuk berbagai keperluan menuntut ilmu. Dengan adanya sumber belajar dalam era modern ini merupakan sebuah pemecahan masalah akibat adanya keterbatasan koleksi perpustakaan universitas.
Kata Kunci: Internet, Proses Belajar, dan Penulisan Karya Ilmiah
Pendahuluan
Tujuan utama mahasiswa perguruan tinggi terutama untuk jenjang pendidikan strata satu adalah memahami metodologi dan falsafah dari suatu ilmu dalam rangka menciptakan ilmuwan-ilmuwan dalam bidangnya, serta memahami ilmu yang dikaji secara mendalam. Mahasiswa menuntut ilmu bukan hanya untuk kepentingan pribadi semata, diharapkan insan akademis ini dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan bagi masyarakat luas sesuai perannya sebagai agen pembawa perubahan dan pembaharuan.
Pendahuluan
Tujuan utama mahasiswa perguruan tinggi terutama untuk jenjang pendidikan strata satu adalah memahami metodologi dan falsafah dari suatu ilmu dalam rangka menciptakan ilmuwan-ilmuwan dalam bidangnya, serta memahami ilmu yang dikaji secara mendalam. Mahasiswa menuntut ilmu bukan hanya untuk kepentingan pribadi semata, diharapkan insan akademis ini dapat memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan bagi masyarakat luas sesuai perannya sebagai agen pembawa perubahan dan pembaharuan.
Peran mahasiswa ini berkaitan dengan pola kemajuan suatu bangsa yang diindikasikan melalui keinginan tinggi putera-puteranya dalam belajar dan menuntut ilmu. Tobing (2003) menyatakan semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan bangsa tersebut.
Mahasiswa salah satu komponen penunjang untuk mewujudkan harapan ini. Penggalian informasi dari berbagai sumber untuk memperkaya wawasan suatu bidang ilmu adalah aktivitas utama mahasiswa didik perguruan tinggi. Untuk saat ini mahasiswa dapat menggali sumber-sumber ilmu dengan begitu mudah dan murah untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin, salah satunya adalah melalui penggunaan internet dalam menunjang proses pembelajaran, pencarian ilmu pengetahuan, dan menelusuri referensi untuk penulisan karya ilmiah.
Pemanfaatan internet belum menjadi kebutuhan utama mahasiswa-mahasiswa yang menuntut ilmu dalam bidang Manajemen dan Bisnis khususnya di luar pulau Jawa. Penggunaan internet untuk penunjang proses belajar masih sangat jauh dari yang diharapkan, kegiatan berinternet merupakan aktivitas eksklusif bagi sebagian besar mahasiswa. Mahasiswa yang telah menggunakan teknologi informasi internet selama ini hanya dalam sebatas kegiatan di luar kegiatannya sebagai seorang penuntut ilmu, misalnya hanya untuk memanfaatkan fasilitas chatting dan games.
Rendahnya minat mahasiswa untuk penggunaan internet, dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan mahasiswa dalam menggunakan komputer, tidak adanya motivasi dari para pendidik, dan mahalnya biaya operasional menggunakan fasilitas internet. Realita semacam ini perlu mendapat perhatian khusus, dengan mensosialisasikan penggunaan teknologi internet dalam proses belajar, tentunya harus didukung oleh berbagai pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan tinggi.
Permasalahan Internet bagi Pendidikan
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar. Ketersediaan buku-buku di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet yang bisa diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam informasi seperti perpustakaan on-line, jurnal on-line, majalah, dan bahkan buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman mendalam.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo (2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia yang umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing, sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang, menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut. Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri yang masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya akibat kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan pernah menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa tidak akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak pada faktor ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan terus belajar dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet, sehingga mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari internet tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan penting lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan, menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung internet milik penguasaha bisnis.
Pentingnya Internet bagi Dunia Pendidikan Tinggi
Sebuah kemajuan dapat dicapai tidak hanya melalui lembaga formal semata, jauh lebih memungkinkan manusia memanfaatkan pendidikan formal untuk mencapai pengembangan diri menuju manusia berkompeten. Seperti halnya mahasiswa sebagai insan perguruan tinggi yang tugas utamanya adalah belajar, dapat mengembangkan kemampuan, menggali ilmu pengetahuan dari berbagai sumber yang tersedia di lingkungan.
Sumber ilmu tradisional dapat diperoleh melalui para pendidik seperti guru dan dosen, ditambah dengan buku-buku yang tersedia di perpustakaan atau milik pribadi. Namun memiliki keterbatasan karena mahalnya biaya yang harus dikorbankan untuk hal tersebut. Penggalian ilmu dalam pendekatan modern dapat diperoleh melalui pemanfaatan hasil teknologi yang berkembang sangat pesat. Jika pada tahun 80-an sampai 90-an komputer merupakan teknologi yang dianggap dapat memajukan para pencari ilmu, maka pada akhir abad 20 dan permulaan abad 21 ini salah satu sumber pembelajaran yang bisa dimanfaatkan oleh siapa saja adalah memanfaatkan fasilitas internet.
Internet berawal dari institusi pendidikan dan penelitian di Amerika Serikat. Penggunaan Internet untuk kepentingan bisnis baru dilakukan semenjak tahun 1995, sekitar enam tahun lalu. Di luar negeri, Internet ini sering diasosiasikan dengan perguruan tinggi, sementara di Indonesia, Internet lebih diasosiasikan dengan bisnis (Internet Service Provider/ISP, e-commerce) dan entertainment (Raharjo, 2001).
Rendahnya orientasi masyarakat pendidikan Indonesia untuk menggunakan teknologi informasi ini memungkinkan terjadinya ketertinggalan pengetahuan yang sudah dicapai oleh negara-negara Barat. Para mahasiswa perguruan tinggi sebenarnya dapat mengejar ketertinggalan tersebut jika mereka memiliki good will untuk selalu belajar dan menggali pengetahuan dari internet.
Namun hal ini tidak dapat berjalan begitu saja, tanpa adanya dukungan pihak perguruan tinggi, kesediaan untuk membangun cyber technology di kampus atau minimal menyediakan sarana komputer lengkap jaringan internet adalah sebuah tindakan mulia untuk sarana penggalian ilmu pengetahuan. Di sinilah letak peran penyelenggara pendidikan, membangun perguruan tinggi adalah mempersiapkan peserta didik yang tidak sekedar sarjana tanpa kompetensi apapun.
Internet dapat dimanfaatkan oleh dunia pendidikan tinggi tidak hanya bagi mahasiswa semata, tenaga pendidik seperti dosen diharapkan terlebih dahulu memulai langkah menuju kemajuan ini dan kemudian mensosialisasikannya kepada mahasiswa untuk terlibat langsung pada proses penunjang pembelajaran dengan memanfaatkan internet (Rekdale).
Bagi para pendidik internet menawarkan beberapa kesempatan untuk diraih:
a. Pengembangan Profesional
1. Meningkatkan pengetahuan
2. Berbagi sumber diantara rekan sejawat/ sedepartemen
3. Bekerjasama dengan pendidik dari luar negeri
4. Kesempatan untuk menerbitkan /mengumumkan secara langsung
5. Mengatur komunikasi secara teratur
6. Berpatisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal maupun internasional.
b. Sumber bahan mengajar :
1. Mengakses rencana belajar mengajar & metodologi baru
2. Bahan baku & bahan jadi cocok untuk segala bidang pelajaran
3. Mengumumkan dan berbagi sumber. Sangat tingginya popularitas/sangat tingginya minat untuk meningkatkan siswa lebih terfokus belajar.
Internet juga memberikan kemanfaatan besar untuk siswa. Internet menawarkan kesempatan untuk:
a. Belajar sendiri secara cepat
1. Meningkatkan pengetahuan
2. Belajar berinteraktif
3. Mengembangkan kemampuan di bidang penelitian
b. Memperkaya diri
1. Meningkatkan komunikasi dengan siswa lain
2. Meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada diseluruh dunia
Pemanfaatan Internet untuk Penulisan Karya Ilmiah dan Penelitian
Karya ilmiah merupakan produk perguruan tinggi yang mencerminkan luasnya pengetahuan dan kemampuan orang-orang di dalamnya. Sebuah pemikiran yang dimiliki seseorang dapat terlihat dari wacana yang dituangkan dalam tulisan ilmiah, sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca. Karya ilmiah seperti makalah dan penelitian memerlukan sumber referensi dari berbagai sumber. Sumber konvensional selalu digunakan oleh mahasiswa dan dosen untuk penulisan umumnya menggunakan buku-buku teks berisikan teori-teori dan jurnal-jurnal ilmiah berbentuk tulisan di atas kertas. Namun seperti telah diuraikan sebelumnya, tidak semua perguruan tinggi dapat menyediakan referensi ilmiah dengan lengkap karena keterbatasan dana dan kemampuan pengelolaan, menyebabkan terhambatnya proses pembelajaran.
Mengatasi permasalahan ini, perolehan referensi selain dengan cara tradisional di atas dapat dipecahkan dengan memanfaatkan referensi-referensi dari berbagai situs internet. Saat ini telah berkembang perpustakaan maya (virtual library). Virtual library didefinisikan sebagai pusat informasi yang mengumpulkan informasi ataupun koleksi dalam bentuk digital. Dari arti kata secara langsung virtual library dapat diartikan sebagai perpustakaan maya dimana secara fisik fasilitas/gedung perpustakaan yang dimaksud tidak ada tetapi perpustakaan tersebut bisa menampung ataupun menyajikan fasilitas-fasilitas yang biasa disediakan oleh perpustakaan yang konvensional (Gunawan, 2002). Fasilitas yang ada dalam virtual library misalnya jurnal online, bahan-bahan perkuliahan, informasi-informasi ilmu dan sebagainya yang tersusun dalam bentuk teks, gambar, animasi, video, audio, halaman web, dan program.
Para kalangan akademisi baik dosen dan mahasiswa dapat menggunakan referensi yang tersimpan dalam server-server yang tersebar di seluruh dunia. Alternatif ini dapat digunakan karena pada prinsipnya tidak ada perbedaan fungsi antara referensi cetakan (printing reference) dan referensi elektronis (electronic reference).
Berdasarkan penelitian, hampir 90% mahasiswa di Amerika mencari informasi yang berkaitan dengan studi mereka melalui Internet. Dalam setiap detik ada sekitar 7 orang yang mulai belajar meng-klik mouse untuk memasuki dunia maya ini (Wibisono, 1998). Pencarian informasi untuk studi semacam ini bisa diterapkan dalam dunia pendidikan kita dengan sesegera mungkin agar ketertinggalan dalam pembelajaran dapat dikejar seperti negara-negara maju di luar negeri.
Dari sisi ilmu penelitian, internet memberikan sumbangan yang sangat besar, terutama berkaitan dengan pencarian referensi berupa teori, hasil-hasil penelitian terdahulu yang dapat memperkaya wacana penulisan laporan penelitian. Disamping untuk referensi server-server dari berbagai belahan dunia banyak menyediakan data sekunder untuk melengkapi data-data penelitian para mahasiswa dan dosen guna memperoleh hasil kajian komprehensif dan mendalam.
Dunia pendidikan tinggi di luar negeri telah menggunakan Digital Library (perpustakaan digital) dalam mempublikasikan penelitian, seperti yang dilakukan di Virginia Tech tahun 1997, dan terdapat 1.625 buah tesis yang dapat diakses secara online. Kemudian “Networked Digital Library of Theses and Dissertations” West Virginia University di Amerika. Tujuh universitas di Australia University of New South Wales, University of Melbourne, University of Quenland, dan lainnya (KMRG, 2001).
Melalui publikasi penelitian pada perpustakaan digital tersebut seorang peneliti dapat melihat bagaimana pola penelitian yang dilakukan mahasiswa dan dosen di universitas-universitas luar negeri, membandingkannya dengan penelitian lokal, dan menarik hal-hal penting untuk diaplikasikan bagi penelitian pribadi semacam skripsi, tesis, dan disertasi. Cara ini dapat memberikan kemanfaatan besar untuk perkembangan dan kemajuan penelitian mahasiswa dan dosen perguruan tinggi.
Indonesia juga memiliki jaringan perpustakaan digital semacam itu. Salah satu proyek yang telah terwujud Jaringan perpustakaan digital pertama di Indonesia adalah Indonesia Digital Library Network (IndonesiaDLN), mendapatkan pengakuan internasional setelah meraih juara pertama dalam kompetisi perpustakaan digital bagi negara berkembang yang diselenggarakan American Society for Information Science and Technology (ASIST). IndonesiaDLN adalah sebuah jaringan dalam arti sebenarnya, baik secara fisik yang menggunakan media internet maupun secara kolaborasi (DLN, 2003).
Dengan adanya perpustakaan digital ini dapat melengkapi keterbatasan perpustakaan perguruan tinggi, sehingga mahasiswa dan dosen yang membutuhkan referensi tertentu bagi penelitian telah dapat mengakses dan menggunakannya dalam memperkaya khasanah tulisan ilmiah mereka.
Masalah plagiatisme karya akhir mahasiswa S-1, sebenarnya dapat diatasi dengan metode memperbolehkan mahasiswa menggunakan referensi internet dalam penelitian mereka. Kekhawatiran para pendidik bahwa penggunaan internet dapat menunjang plagiatisme adalah sesuatu yang tidak beralasan. Knowledge Management Research Group (KMRG) ITB justru menyarankan untuk mengahadapi ketakutan plagiatisme dapat menggunakan on-line internet sebagai solusinya.
Plagiatisme terjadi selama ini menurut MKRG (2001) adalah karena:
a. Informasi tentang suatu skripsi/tesis yang dijiplak adalah sangat terbatas, hanya sedikit orang yang mengetahui. Bahkan mungkin hanya penulis, dosen pembimbing, dan si penjiplak yang mengetahui.
b. Karena seseorang tahu bahwa tidak banyak orang yang mengetahui tentang skripsi/tesis ini, maka dengan tenang mereka dapat menjiplak tanpa diketahui.
Akibat yang akan terjadi jika dalam penelitian diperbolehkan menggunakan referensi internet adalah:
c. Karena skripsi/tesis tersebut dapat mudah diakses melalui internet, maka akan banyak orang yang bisa membacanya.
d. Jika banyak orang yang dapat membaca skripsi/tesis tersebut, maka semakin mudah kita mengetahui kalau ada orang yang menjiplak untuk kepentingan pribadinya.
e. Jika kita merasa banyak orang yang sudah tahu dan membaca sebuah tesis, maka keinginan untuk menjiplak otomatis akan terhambat, karena pasti akan ketahuan.
f. Proses kontrol dan evaluasi terhadap skripsi/tesis bukan hanya pada saat defense atau sidang akhir saja yang hanya dihadiri penguji dan sipervisor. Dengan informasi online, akhirnya pengujian dilakukan oleh masyarakat luas. Masyarakat akan bisa menilai kualitas tesis terhadap tesis sejenis sebelumnya.
Alasan-alasan di atas memungkinkan perguruan tinggi dan para dosen memberikan kesempatan kepada mahasiswanya menggunakan fasilitas referensi internet agar masalah plagiatisme dapat dicegah sedini mungkin. Bahan-bahan yang dapat diperoleh dari berbagai situs untuk keperluan penelitian antara lain:
a. Kajian teori/kepustakaan. Mahasiswa dapat merujuk teori-teori dari skripsi, tesis, jurnal, artikel dengan menyebutkan secara jujur sumber referensinya.
b. Menemukan permasalahan apa yang akan diteliti, yang dapat dituangkan dalam latar belakang masalah atau alasan penting pemilihan judul.
c. Melihat cara penulisan dan metodologi penelitian yang dilakukan para peneliti lain, untuk kemudian mengaplikasikannya dalam penelitian pribadi.
d. Menemukan data-data sekunder untuk melengkapi data penelitian
e. Hal-hal lain yang dapat menunjang wawasan penelitian mahasiswa.
Menurut pemikiran penulis, cara yang dapat digunakan untuk mensosialisasikan hal ini sekaligus sebagai solusi cermat dalam pemanfaatan referensi online adalah sebagai berikut:
a. Dosen memperbolehkan dan mungkin mewajibkan mahasiswa yang sedang melakukan penelitian mencantumkan referensi yang dikutip dari situs-situs internet.
b. Jika memungkinkan dosen mendampingi mahasiswa dalam melakukan penelusuran referensi. Untuk hal ini dosen pembimbing perlu menyediakan waktu khusus bagi mahasiswa.
c. Jika metode kedua tidak memungkinkan, mahasiswa dapat melakukan penelusuran sendiri, untuk kemudian menunjukkan printout hasil penelusuran, sebelum penulisan dilakukan. Cara ini dapat menghindari mahasiswa melakukan penjiplakan penuh hasil tulisan dari internet untuk penulisan mereka, karena adanya kontrol dari dosen. Hal utama dalam pemanfaatan sarana internet ini adalah kejujuran dalam penulisan sumber referensi.
Penelusuran Referensi Manajemen dan Bisnis di Internet
Lembaga-lembaga pendidikan telah banyak merancang web-site mereka yang bersifat terbuka (opening-source) dan dapat diakses oleh siapa saja yang bermaksud menggali ilmu.
Dalam bidang manajemen dan bisnis, situs-situs yang dapat ditelusuri adalah situs-situs pendidikan tinggi, lembaga penelitian, media massa on-line, seperti: Universitas Gajah Mada, Universitas Sumatera Utara, Universitas Airlangga, Universitas Parahiyangan, Universitas Trisakti, Universitas Petra, Universitas Riau, Universitas Katolik Widyamandala, Jaringan Perpustakaan ITB, Pustaka Bogor, Universitas Bina Nusantara, CIDES, Perpustakaan Negara Malaysia, Perpustakaan Negri Kedah, Perpustakaan Sultan Ismail, Trengganu Public Library, Tun Abdul Razak, Perpustakan Pustaka Aksara, Library of Congress, Indonesia University of Chicago Library, University of Iowa Libraries, Melbourne University Library, Detik.com, kompas.com, dan situs-situs lainnya.
Manfaat yang diperoleh bagi mereka yang berada dalam lingkungan ilmu manajemen adalah:
1. Memperkaya ilmu manajemen dan bisnis yang dapat dipergunakan untuk penambahan wawasan dari apa yang telah diperoleh dari perkuliahan.
2. Menggali masalah-masalah manajemen dan bisis yang up todate.
3. Menjadikan sebagai alternatif referensi selain referensi yang ada di perpustakaan, yang dapat digunakan untuk keperluan penulisan karya ilmiah seperti makalah kuliah, skripsi, dan lainnya.
4. Mengembangkan kemampuan melakukan bisnis melalui internet
Dalam memudahkan pencarian suatu karya ilmiah bidang Manajemen dan Bisnis di internet, penelusur dapat menggunakan search engine atau mesin pencari misalnya: google.com, search.yahoo.com, catcha.com, dan lain-lain. Diantara berbagai search engine yang telah digunakan, penulis memilih google.com sebagai alternatif tercepat dan akurat dalam mencari sebuah tulisan di internet.
Cara melakukan penelusuran hanya mencantumkan kata kunci tentang sesuatu yang akan dicari, lebih rinci sebagai berikut:
a. Buka halaman “internet explorer” dengan cara meng-klik menu “startinternet explorer”, dan ketikkan pada “address” nama search engine yang hendak digunakan, misalnya http://www.google.com (lihat gambar 1)
b. Setelah muncul halaman google, ketikkan kata kunci yang hendak ditelusuri, misalnya “job commitment”, tekan enter atau klik “google search”.
c. Hasil pencarian oleh google yang berhubungan dengan “job commitment”, akan ditampilkan dalam beberapa halaman, klik satu persatu hasil pencarian yang tampak, dan dapat dilanjutkan ke halaman berikutnya, dengan meng-klik “next”
Penelusuran bidang kajian manajemen dan bisnis dengan cara seperti di atas akan dapat menunjang proses pembelajaran bagi mahasiswa untuk memperkaya wawasan manajemen dan bisnis, serta memanfaatkan hasil pencarian untuk penulisan karya ilmiah atau penelitian tugas akhir.
Metode Penulisan Referensi dari Sumber On-line
Metode penulisan referensi internet yang dicantumkan dalam kepustakaan (daftar pustaka) merupakan hal penting untuk menyamakan teknik penulisan bagi mereka yang merujuk kepada referensi internet.
Dalam bibliografi dianjurkan agar reference yang bersumber dari internet dinyatakan sebagai berikut (lihat Tarumingkeng, Manaf, dkk) misal:
Senge, Peter M. The Ecology of Leadership. Leader to Leader No. 2, Fall 1996. http://www.pfdf.org/leaderbooks/L2L/fall96/senge.html, dikunjungi 29 Mei 1998
Clark, J.B. Real Issues Concerning Interest. Quarterly Journal of Economics, volume 10.
http://socserv2.socsci.mcmaster.ca/~econ/ugcm/3ll3/clarkjb/clarkjb002.html, visited Sept. 2, 2000.
Stocks, J.T. The Null Hypothesis: Type I Error and Alpha.http://members.home.net/martient/statrev/strv48.htm, visited Aug. 2, 2000.
Gates, B. Microsoft Windows and The Universe, http://www.microsoft.com, diakses tanggal 12 Maret 2002 pukul 12:03.
Jika pada saat mengunjungi website tertentu kita lupa mencatat sumber (URL), dapat dicari dengan membuka file tersebut, misalnya di microsoft internet-explorer dengan cara, klik "view", klik "source", akan terbuka file: source dalam teks ascii. kutiplah alamat URL, contoh: saved from URL= (0043) http://www.ditext.com/bonjour/bonjour2.html, maka sumber (URL) adalah: http://www.ditext.com/bonjour/bonjour2.html
Beberapa petunjuk/ pendapat tentang pengutipan dan penyantuman URL dalam websites dapat dilihat antara lain di:
A brief intro to copyright, http://www.templetons.com/brad/copyright.html
Linking Rights, http://www.templetons.com/brad/linkright.html
10 Big Myths about copyright explained, http://www.templetons.com/brad/copymyths.html
Copyright on the WWW: Linking and Liability, http://www.richmond.edu/~jolt/v4i2/cavazos.html
Policy on linking to other sites, http://www.dickalba.demon.co.uk/design/lpolicy.htm
Dikarenakan tidak adanya sensor dalam Internet, maka kita perlu mengevaluasi kualitas tulisan / buku / acuan yang ada di Internet. Berikut ini dibahas cara-cara mengukur kualitas tulisan di Internet (Wibisono, 1998):
b. Reliabilitas: referensi yang dicari sebaiknya dipertimbangkan reliabilitasnya, khususnya dari sisi pengarangnya. Jika pengarangnya memang ahli di bidangnya, maka tulisan tersebut dapat dipercaya kualitasnya. Pada bagian kover belakang buku, biasanya ditulis riwayat singkat penulisnya, misalnya pengalaman menulis buku, studinya, dan jenjang kariernya. Dari informasi ini kita dapat menilai seberapa besar reliabilitas buku yang ditulis saat ini dalam hubungannya dengan bidang ilmunya dan pengalaman dalam menulis buku.
c. CARS (Credibility Accuracy Reasonableness and Support) checklist: Cars checklist (Robert Harris, 1997) dapat digunakan untuk menguji kualitas informasi yang berasal dari Internet.
- Pertama, kredibiltas menyangkut sumber informasinya yang jelas dan dapat dipertanggungjawabkan yang memungkinkan kita dapat mempercayainya; kejelasan latar belakang pengarang yang menyangkut pendidikan, alamat, pengalaman, kedudukan, dan penilaian sesama penulis; adanya kontrol kualitas dari sesama penulis; refeferensi yang jelas diambil dari jurnal atau hasil penelitian lainnya.
- Kedua, akurasi meliputi tidak ketinggalan jaman (up to date), bersifat factual, detil, pasti, komprehensive, berorientasi pada pembaca dan tujuan, menjadikan sumber saat ini bukan informasi yang sudah kedaluwarsa, dan dapat memberikan gambaran kebenaran secara utuh.
- Ketiga, dapat diterima dengan akal sehat yang meliputi adil dan tidak memihak, memberikan keseimbangan, bersifat obyektif, tidak memunculkan konflik kepentingan, tidak bersifat menghasut; mempunyai tujuan untuk dijadikan sebagai sumber yang dapat dipercaya karena memunculkan kebenaran yang utuh.
Penutup
Kemajuan teknologi informasi memberikan kemudahan bagi mahasiswa untuk memperoleh berbagai ilmu, diantaranya adalah perkembangan internet yang dapat dimanfaatkan untuk proses belajar mengajar di perguruan tinggi, misalnya dalam menelusuri berbagai referensi untuk penulisan karya ilmiah dan penelitian bagi dosen dan mahasiswa manajemen dan bisnis. Sosialisasi internet untuk pendidikan dapat dilakukan dengan upaya serius dari pihak perguruan tinggi, dosen sebagai staff pengajar, dan motivasi yang tinggi di dalam diri mahasiswa. Dengan demikian akan tercipta mahasiswa-mahasiswa yang lebih berkembang dalam proses menuntut ilmu.
Referensi
Gunawan, Bambang. 2002. Workshop Penyusunan Rancangan Pembelajaran Berbasis Internet. 17 s.d 20 Desember 2002, di Hotel Griya Astoeti, Jalan Raya Puncak Km. 79,3, Casarua, Bogor. http://www1.bpkpenabur.or.id/kps-jkt/p4/ava/bambang/edu/ homepage.htm
IDLN. 2003. Indonesia DLN Mendapatkan Pengakuan Internasional. Indonesia Digital Libray Netwok. http://idln.itb.ac.id/modules.php KMRG-Knowledge Management Research Group. 2001. Meningkatkan Kualitas Lulusan Perguruan Tinggi Melalui Digital Library: Tugas Akhir, Tesis, dan Disertasi (Network of Digital Library . Perpustakaan Pusat Institut Teknologi Bandung.
Rahardjo, Budi. 2001. Internet untuk Pendidikan. PPAU Mikroelektronika ITB. Bandung. http://budi.insan.co.id/articles/internet-pendidikan.doc.
Rekdale, Philip. Internet dan Pendidikan. Teknologi Universitas dan Sekolah. http://www.teknologi.us.
Tobing, Elwin. 2003. Pendidikan dan Pertumbuhan Ekonomi (1). The Prospect and The Indonesian Institute.
Wibisono. 1998. Tata Cara Dasar Melakukan Survey di Internet. http://www.w3.org/TR/REC-html40
Minggu, 15 Juni 2008
Mengapa 1:0=~ ?
Pernahkah kita pikirkan mengapa sesuatu yang dibagi dengan nol jumlahnya tak terhingga? Misalnya:
1:0=~
2:0=~
399:0=~
Bagaimana logika matematikanya? dan apa makna filosofis di sebalik itu? Ini dia jawabannya:
1:10,000,000 = 0.0000001
1:1,000,000 = 0.000001
1:100,000 = 0.00001
1:10,000 = 0.0001
1:1,000.00 = 0.001
1:100 = 0.01
1:1 = 1
1:0.10 = 10
1:0.01 = 100
1:0.001 = 1,000
1:0.0001 = 10,000
1:0.00001 = 100,000
1:0.000001 = 1,000,000
1:0.0000001 = 10,000,000
1:0.00000001 = 100,000,000
1:0.000000001 = 1,000,000,000
1:0.0000000001 = 10,000,000,000
1:0.00000000001 = 100,000,000,000
1:0.000000000001= 1,000,000,000,000
1:0.0000000000001= 10,000,000,000,000
1:dst. = …
Semakin mendekati nol, maka semakin besar hasilnya.
Dan jika 1:0 = ~
Ilustrasi 1
Ilustrasi 2
Ilustrasi 3
Sabtu, 14 Juni 2008
Mencari Kata dalam Al-Qur'an Terjemah (Download)
Terkadang kita ingin mencari sesuatu kata di dalam terjemahan Al-Qur'an, misalnya "surga". Kata tersebut terdapat di surah apa dan ayat berapa saja? Jika menggunakan cara konvensional yakni dengan melihat kitab terjemahan Al-Qur'an versi cetak tentu akan memakan waktu yang sangat lama.
Beruntung dengan berkembangnya teknologi, kini banyak software atau program digital Al-Qur'an yang bisa dioperasikan di komputer milik kita, salah satunya adalah program "Terjemah Al-Qur'an versi 1.5" yang bisa di-download dari situs http://ebsoft.web.id, atau klik di sini untuk men-download langsung. File yang bisa diunduh berukuran cukup kecil yakni hanya 271 kb.
Cara penggunaanya, sangat mudah:
- Install program yang telah didownload dengan cara mengklik dua kali file yang telah didownload tersebut.
- Buka program yang sudah diinstal
- Ketikkan kata terjemahan yang hendak di cari, misalnya "surga", maka akan ditampilkan hasil pencarian dengan indeks surah dan ayatnya.
Ada pilihan yang disediakan di dalam program tersebut, yakni:
- Mencentang/checklist "kata tepat sama" jika Anda ingin hasil pencarian dengan kata yang benar-benar sama dengan kata kunci.
- Mencentang "tandai tebal" agar kata hasil pencarian bercetak tebal sehingga memudahkan kita untuk melihatnya.
- Klik menu "Simpan" jika ingin menyimpan hasil pencarian.
- Klik "Pilih semua" jika ingin memblog hasil pencarian
- Klik "Copy" untuk menyalin seluruh kata yang telah diblog, agar bisa di-paste ke halaman word.
Beruntung dengan berkembangnya teknologi, kini banyak software atau program digital Al-Qur'an yang bisa dioperasikan di komputer milik kita, salah satunya adalah program "Terjemah Al-Qur'an versi 1.5" yang bisa di-download dari situs http://ebsoft.web.id, atau klik di sini untuk men-download langsung. File yang bisa diunduh berukuran cukup kecil yakni hanya 271 kb.
Cara penggunaanya, sangat mudah:
- Install program yang telah didownload dengan cara mengklik dua kali file yang telah didownload tersebut.
- Buka program yang sudah diinstal
- Ketikkan kata terjemahan yang hendak di cari, misalnya "surga", maka akan ditampilkan hasil pencarian dengan indeks surah dan ayatnya.
Ada pilihan yang disediakan di dalam program tersebut, yakni:
- Mencentang/checklist "kata tepat sama" jika Anda ingin hasil pencarian dengan kata yang benar-benar sama dengan kata kunci.
- Mencentang "tandai tebal" agar kata hasil pencarian bercetak tebal sehingga memudahkan kita untuk melihatnya.
- Klik menu "Simpan" jika ingin menyimpan hasil pencarian.
- Klik "Pilih semua" jika ingin memblog hasil pencarian
- Klik "Copy" untuk menyalin seluruh kata yang telah diblog, agar bisa di-paste ke halaman word.
Jumat, 13 Juni 2008
Keraslah kepada Diri Sendiri, maka Kehidupan akan Lembut kepadamu
Saat sedang menuju ke kampus untuk menjalankan tugas "mencerdaskan anak bangsa" saya mendengarkan sebuah dialog yang cukup menyentuh emosional dari sebuah stasiun radio swasta. Salah satu ungkapan yang menyentuh tersebut adalah "Keraslah terhadap diri Anda hari ini, maka esok hari kehidupan akan bersikap lemah lembut kepada Anda. Lembutlah kepada diri Anda hari ini, maka esok hari kehidupan akan bersikap keras terhadap Anda".
Ya benar, kata-kata filosofis itu sulit terbantahkan. Jika hari ini kita keras terhadap diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang positif, maka esok hari kita akan mendapatkan hasil yang menyenangkan. Coba renungkan:
Jika saja saat sekolah dulu kita memaksakan diri untuk belajar keras maka hari ini kita tidak akan kuliah di perguruan tinggi swasta, mungkin kita berada di UI, UGM, atau bahkan di Harvard University. Tapi sudah terlanjur, kita hanya bermalas-malasan dalam belajar, kini harus rela untuk berada di tempat kita sekarang menuntut ilmu, uang SPP mahal, buku-buku harus membeli, sudah selesai menjadi seorang sarjana harus melamar ke sana ke mari. Bandingkan dengan mereka yang dulu belajar serius, sekolah di perguruan tinggi negeri atau di luar negeri, SPP murah bahkan gratis karena banyak tersedia beasiswa, buku-buku tinggal meminjam di perpustakaan karena koleksinya banyak dan beragam sehingga tidak perlu membeli, sudah selesai menjadi sarjana tidak perlu ke sana kemari karena banyak perusahaan yang meminta dan memberikan gaji yang layak. Kehidupan menjadi bersikap lemah lembut kepada mereka.
Jika saja hari ini kita keras kepada diri sendiri untuk selalu menjaga kesehatan, selalu berolah raga, mengkonsumsi makanan-makanan sehat, menjaga waktu istirahat, maka esok hari di waktu tua, kita tidak mengalami apa yang dialami kebanyakan orang saat ini, menderita penyakit jantung, darah tinggi, asam urat, kanker, dan penyakit modern lainnya. Kembali nyata, bahwa kehidupan akan bersikap lemah lembut jika kita keras, dan bersikap keras jika hari ini kita terlalu lembut kepada diri sendiri.
Andai saja hari ini kita keras terhadap diri sendiri untuk menyusun skripsi dengan kemampuan diri sendiri, maka esok hari di saat kita bekerja kita tidak terkejut dengan kehidupan di dunia kerja, seperti konsep-mengkonsep, kerja keras, mengejar target. Orang-orang yang terbiasa melakukannya akan sukses dalam berkarir, berpenghasilan besar, dan dengan penghasilannya ia mampu memenuhi kehidupan layak, menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan berkualitas, liburan setiap akhir pekan. Betapa menyenangkan, kehidupan begitu menjadi lemah lembut kepada kita.
Andai saja dulu orang-orang memelihara lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang hutan, tidak merusak bumi, maka hari ini tidak akan ada banjir seperti terlihat dimana-mana, tidak ada Global Warning yang dikhawatirkan dunia. Kini sudah terlanjur, alam ini menjadi sangat keras kepada kita.
Andai saja hari ini kita bertekad keras untuk membantu orang lain dan sesama yang sedang kesusahan dengan rasa tanpa pamrih, maka esok hari orang lain yang akan membantu menepiskan kesulitan yang kita alami. Kehidupan menjadi tidak memberatkan karena ada orang lain yang perduli.
Andai saja hari ini kita begitu keras menjaga ibadah, sholat, berpuasa, dan ibadah-ibadah wajib lainnya, maka esok hari kita akan berada di surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, ditemani bidadari yang rupawan, dan kehidupan menyenangkan lainnya yang belum terlintas di hari atau terpikirkan di kepala. Mengesankan, dengan kerasnya hari ini, kehidupan esok di akhirat begitu lembutnya menyapa kita.
Sayangnya kita tidak bersedia untuk bersikap keras terhadap diri sendiri (mungkin termasuk saya), sehingga kehidupan ini menjadi bersikap keras kepada diri kita. Kehidupan ini seperti membalaskan dendamnya, karena dulu kita terlalu lembut kepada diri sendiri. Susah mencari kerja, kekurangan uang, banting tulang peras keringat, penyakit beragam menggerogoti tubuh, adalah fenomena yang banyak ditemui di sekeliling kita, bahkan bisa saja diri kita sendiri. Kehidupan menjadi begitu keras, melelahkan, membosankan, karena dulu, kita tidak bersikap keras terhadap diri sendiri.
Ya benar, kata-kata filosofis itu sulit terbantahkan. Jika hari ini kita keras terhadap diri sendiri untuk melakukan hal-hal yang positif, maka esok hari kita akan mendapatkan hasil yang menyenangkan. Coba renungkan:
Jika saja saat sekolah dulu kita memaksakan diri untuk belajar keras maka hari ini kita tidak akan kuliah di perguruan tinggi swasta, mungkin kita berada di UI, UGM, atau bahkan di Harvard University. Tapi sudah terlanjur, kita hanya bermalas-malasan dalam belajar, kini harus rela untuk berada di tempat kita sekarang menuntut ilmu, uang SPP mahal, buku-buku harus membeli, sudah selesai menjadi seorang sarjana harus melamar ke sana ke mari. Bandingkan dengan mereka yang dulu belajar serius, sekolah di perguruan tinggi negeri atau di luar negeri, SPP murah bahkan gratis karena banyak tersedia beasiswa, buku-buku tinggal meminjam di perpustakaan karena koleksinya banyak dan beragam sehingga tidak perlu membeli, sudah selesai menjadi sarjana tidak perlu ke sana kemari karena banyak perusahaan yang meminta dan memberikan gaji yang layak. Kehidupan menjadi bersikap lemah lembut kepada mereka.
Jika saja hari ini kita keras kepada diri sendiri untuk selalu menjaga kesehatan, selalu berolah raga, mengkonsumsi makanan-makanan sehat, menjaga waktu istirahat, maka esok hari di waktu tua, kita tidak mengalami apa yang dialami kebanyakan orang saat ini, menderita penyakit jantung, darah tinggi, asam urat, kanker, dan penyakit modern lainnya. Kembali nyata, bahwa kehidupan akan bersikap lemah lembut jika kita keras, dan bersikap keras jika hari ini kita terlalu lembut kepada diri sendiri.
Andai saja hari ini kita keras terhadap diri sendiri untuk menyusun skripsi dengan kemampuan diri sendiri, maka esok hari di saat kita bekerja kita tidak terkejut dengan kehidupan di dunia kerja, seperti konsep-mengkonsep, kerja keras, mengejar target. Orang-orang yang terbiasa melakukannya akan sukses dalam berkarir, berpenghasilan besar, dan dengan penghasilannya ia mampu memenuhi kehidupan layak, menyekolahkan anak ke lembaga pendidikan berkualitas, liburan setiap akhir pekan. Betapa menyenangkan, kehidupan begitu menjadi lemah lembut kepada kita.
Andai saja dulu orang-orang memelihara lingkungan, tidak membuang sampah sembarangan, tidak menebang hutan, tidak merusak bumi, maka hari ini tidak akan ada banjir seperti terlihat dimana-mana, tidak ada Global Warning yang dikhawatirkan dunia. Kini sudah terlanjur, alam ini menjadi sangat keras kepada kita.
Andai saja hari ini kita bertekad keras untuk membantu orang lain dan sesama yang sedang kesusahan dengan rasa tanpa pamrih, maka esok hari orang lain yang akan membantu menepiskan kesulitan yang kita alami. Kehidupan menjadi tidak memberatkan karena ada orang lain yang perduli.
Andai saja hari ini kita begitu keras menjaga ibadah, sholat, berpuasa, dan ibadah-ibadah wajib lainnya, maka esok hari kita akan berada di surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, ditemani bidadari yang rupawan, dan kehidupan menyenangkan lainnya yang belum terlintas di hari atau terpikirkan di kepala. Mengesankan, dengan kerasnya hari ini, kehidupan esok di akhirat begitu lembutnya menyapa kita.
Sayangnya kita tidak bersedia untuk bersikap keras terhadap diri sendiri (mungkin termasuk saya), sehingga kehidupan ini menjadi bersikap keras kepada diri kita. Kehidupan ini seperti membalaskan dendamnya, karena dulu kita terlalu lembut kepada diri sendiri. Susah mencari kerja, kekurangan uang, banting tulang peras keringat, penyakit beragam menggerogoti tubuh, adalah fenomena yang banyak ditemui di sekeliling kita, bahkan bisa saja diri kita sendiri. Kehidupan menjadi begitu keras, melelahkan, membosankan, karena dulu, kita tidak bersikap keras terhadap diri sendiri.
Menjadi Manusia baru dengan Skripsi
Belakangan banyak mahasiswa mengeluh tentang semakin sulitnya proses menyusun tugas akhir skripsi di Program Studi Manajemen UMSU. Untuk mengajukan judul saja mahasiswa harus membuat surat pernyataan tentang originalitas penelitian dan kebenaran lokasi penelitian di atas kertas bermaterai, membawa referensi jurnal-jurnal penelitian, menunjukkan persetujuan dari perusahaan dengan bukti stempel perusahaan di atas formulir pengajuan judul, dan segala hal yang memusingkan mahasiswa. Sepertinya, skripsi menentukan hidup matinya mahasiswa, kalau tidak ikut prosedur, maka mahasiswa bisa tamat riwayatnya. Sebagian mahasiswa mengeluh proses ini terlalu berat, sebagian menganggap skripsi adalah "momok" atau "hantu" yang menakutkan.
Memang belakang program studi membuat kebijakan seperti di atas, kebijakan terakhir adalah membuat surat pernyataan di atas kertas bermaterai. Sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan jika mahasiswa mengikuti prosedur yang telah ada selama ini. Hanya saja belakangan ditemui kasus adanya mahasiswa program studi lain yang memalsukan kop surat perusahaan sekaligus stempelnya. Tentu saja ini perbuatan tercela.
Mengantisipasi terjadinya kasus tersebut maka seluruh program studi sepakat untuk memberlakukan peraturan yang ketat dan terkesan berlebihan. Sebenarnya hal tersebut adalah wajar-wajar saja, untuk kebaikan mahasiswa sendiri dalam proses pembelajaran untuk bertindak benar, berlaku jujur, serius, dan bekerja keras dalam meraih sesuatu hal, termasuk meraih gelar kesarjanaannya.
Mengapa dari dulu hingga sekarang mahasiswa selalu mengalami permasalahan dalam menyelesaikan tugas akhir. Skripsi dianggap momok, hantu yang menakutkan. Skripsi cukup mampu menguras tenaga, pikiran, waktu, dan juga biaya. Skripsi dianggap sebagai sesuatu yang seolah-olah terlalu sakral.
Selain kasus-kasus di atas, mahasiswa kembali memiliki permasalahan seperti kasus-kasus sulitnya proses bimbingan skripsi kepada dosen. Banyak dosen terlalu kritis terhadap penelitian/skripsi mahasiswa, mereka harus melakukan revisi berulang-ulang karena skripsinya belum sempurna. Ada dosen yang rajin membatik setiap halaman skripsi mahasiswa dengan coretan-coretan yang kadang-kadang disertai kalimat-kalimat emosional. Beberapa dosen sibuk dengan statistik yang njelimet membuat pikiran terkuras. Ada juga kasus dosen yang sulit untuk ditemui di kampus karena banyak bisnis di luar atau penuh waktunya untuk mengajar di berbagai universitas lain, anehnya mereka tidak bersedia ditemui di rumah. Lalu harus dimana bertemu dan bagaimana bersikap?
Belum selesai sampai di situ, permasalahan terakhir adalah proses sidang meja hijau. Sidang meja hijau seolah-olah berubah menjadi ajang pembantaian. Beberapa mahasiswa mengalami shock, pingsan, menangis, tubuh berkeringat dingin. Sebagian kecil gagal dalam ujian dan harus mengikuti sidang ulang.
Namun, ada hikmah di sebalik semua proses penelitian dan menyelesaikan skripsi. Skripsi adalah proses pembelajaran untuk melatih otak (intelektual) dan emosional (psikologis), seperti:
- Melatih berpikir ilmiah
- Melatih menulis
- Melatih kejujuran
- Melatih kerja keras
- Melatih kedisiplinan
- Melatih kesabaran
Jumat, 30 Mei 2008
Jumlah Indikator dalam Sebuah Variabel
Suplemen Mata Kuliah
Penelitian Manajemen, 2008
Dalam penelitian ilmu-ilmu eksakta, instrumen untuk mengukur sesuatu sangat mudah ditemukan, misalnya instrumen untuk mengukur berat bisa menggunakan neraca, instrumen mengukur suhu dapat menggunakan termometer, dan sebagainya.
Namun dalam ilmu sosial, tidak ada alat ukur seperti di dalam ilmu eksakta tersebut. Untuk itu jika peneliti ilmu sosial bermaksud mengukur atau menilai sesuatu, maka harus mendesain instrumen sendiri, misalnya angket.
Ketika kita bermaksud menyusun instrumen penelitian seperti angket, maka cara termudah adalah terlebih dahulu menetapkan indikator-indikator dari suatu variabel. Makna indikator ini bisa juga diartikan sebagai kriteria-kriteria atau ukuran-ukuran untuk menilai sesuatu variabel penelitian.
Ada pertanyaan (Yevita yang rajin banget nanya membuat saya jadi rajin nulis, hehehe, makasih), apakah sebuah variabel harus terdiri dari beberapa indikator? Jawabnya, seharusnya begitu.
Saya akan memberikan sebuah contoh humoris tapi logis. Misalnya Yevita ingin menilai seorang cowok ganteng atau tidak (variabelnya adalah kegantengan), maka indikatornya bisa banyak bukan? Anggap saja contoh-contoh di bawah ini adalah indikator/kriteria dari ganteng atau tidaknya seseorang, maka bisa dilihat dari:
- Matanya
- Hidungnya
- Tinggi badannya
- Bentuk bodynya
- Warna kulitnya
- Model rambutnya
- dan lain-lain
(benar gak sih orang ganteng dilihat dari hal-hal tersebut? Tau ah, wong saya bukan cewek)
Nah, tentunya semua indikator/kriteria di atas kamu jadikan sebagai alat ukur untuk mengukur kegantengan cowok tersebut, bukannya satu atau dua, tapi semua. Bayangkan saja, kalau indikator yang kita pakai hanyalah satu, misalnya "hidung" saja, kebetulan sang cowok hidungnya memang mancung, lantas apakah kita sudah bisa dan berani menyimpulkan kalau si cowok adalah ganteng?
Bisa saja hidungnya mancung, tapi lihat dulu yang lain, bagaimana kalau matanya bengkak sebelah, badannya semekot (semeter kotor), atau bodynya pendek dan gendut. Apakah dia kita katakan ganteng? Hahahhahaha.
Jadi kesimpulannya, indikator harus lebih dari satu jika kita bermaksud untuk mengukur suatu variabel, agar kita memang benar-benar mampu mengukur sedetail mungkin tentang variabel tersebut, dan agar dapat menarik kesimpulan bagaimana sebenarnya kondisi/kualitas dari variabel itu.
Belum cukup sampai di situ, sebenarnya setiap item indikator masih bisa lagi kita rinci menjadi beberapa sub-sub indikator, dan dari setiap subindikator dapat disusun menjadi beberapa item pertanyaan di dalam angket.
Namun memang hal tersebut pekerjaan yang sulit. Kita harus berkonsultasi dengan ahli, pembimbing, membaca referensi, atau melihat instrumen angket miliki orang lain yang sudah pernah digunakannya.
Jika belum mampu melakukan hal demikian, bolehlah untuk tahap pembelajaran, setiap item indikator disusun menjadi satu atau dua pertanyaan angket, asal saja pertanyaan angketnya tidak memiliki makna yang berulang.
Contoh pengulangan pertanyaan untuk suatu indikator (misalnya indikatornya hidung), bisa dilihat dalam ilustrasi berikut ini:
1. Anda memiliki hidung yang mancung?
2. Hidung Anda tidak pesek?
Kedua pertanyaan tersebut sama saja bukan? Sama-sama mempertanyakan kondisi hidung yang dimiliki seseorang mancung atau tidak. Bagusnya pertanyaan tersebut dimodifikasi lagi, contohnya:
1. Anda memiliki hidung yang mancung?
2. Bulu hidung Anda tidak selalu menjulur keluar? (hahahahha)
Nah, kedua pertanyaan tersebut berbeda makna, yang pertama mempertanyakan kemancungan hidung, yang kedua mempertanyakan bulu hidung, namun tetap mempertanyakan tentang seputar hidung bukan?
Baiklah, rajin-rajin diskusi dengan saya Yevita, biar saya tetap rajin belajar dan buka-buka referensi lagi. Kalau tidak ada yang berdiskusi, otak saya bisa jadi beku. Boleh juga diinformasikan dengan teman-teman Anda untuk berdiskusi dengan saya. Tapi jangan dianggap saya dosen yang pintar ya, wong saya juga masih tetap belajar,walau sudah tidak kuliah lagi.
Sabtu, 24 Mei 2008
Excel: Merubah Kolom menjadi Baris
Bagaimana caranya jika kita bermaksud agar nilai-nilai di dalam suatu kolom pada Excel berubah menjadi baris? Jika dilakukan secara manual tentu akan mengorbankan waktu. Kita dapat menggunakan tools di Excell untuk melakukan hal tersebut. Hanya saja, mungkin sedikit orang yang memahami cara ini.
Di bawah ini langkah-langkah untuk memulai proses tranpose baris ke kolom, atau sebaliknya.
Pertama: Blok nilai-nilai yang ada di dalam suatu kolom
Kedua: Letakkan kursor mouse di suatu baris yang hendak anda tuju. Klik kanan pada baris tersebut, pilih "paste special".
Ketiga, beri centang pada "Tranpose", dan akhiri dengan mengklik tombol "OK".
Jika sudah selesai dilakukan, maka akan terjadi perubahan seperti gambar di bawah ini.
Di bawah ini langkah-langkah untuk memulai proses tranpose baris ke kolom, atau sebaliknya.
Pertama: Blok nilai-nilai yang ada di dalam suatu kolom
Kedua: Letakkan kursor mouse di suatu baris yang hendak anda tuju. Klik kanan pada baris tersebut, pilih "paste special".
Ketiga, beri centang pada "Tranpose", dan akhiri dengan mengklik tombol "OK".
Jika sudah selesai dilakukan, maka akan terjadi perubahan seperti gambar di bawah ini.
Kamis, 22 Mei 2008
Consumer Decision Model (CDM)
Suplemen Mata Kuliah
Penelitian Manajemen, 2008
Seorang mahasiswa Teknik Industri Institut Teknologi Telkom di Bandung "Yevita" mempertanyakan tentang Consumer Decision Model (CDM). Berikut ini pertanyaan Yevita:
1. Apakah pengukuran efektifitas iklan dengan cdm ini hanya berlaku untuk iklan barang saja? Atau juga bisa untuk jasa karena kebetulan saya kuliah di ITT Telkom yang lebih ke jasa telekomunikasi?
2. Pada cdm ini ada 6 variabel, bagaimanakah bentuk dari kuesioner untuk penelitian ini, sehingga bisa mengukur efektifitas iklan berdasarkan 6 variabel tersebut?
Wah, saya heran juga, kenapa pertanyaan itu ke saya ya, padahal beliau membaca CDM pada tulisan teman saya di salah satu edisi di Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis. Mungkin Saudara Yevita menggangap saya pakar (hehe, semoga saya jadi pakar beneran. Di Medan pakar=persatuan anak-anak karo). Namun demikian, walau bukan tulisan saya, agak berdosa rasanya kalau pertanyaan tersebut tidak dijawab, apalagi informasi tersebut memang dibutuhkan tidak hanya bagi Yevita, namun juga bagi pembaca lainnya. Berikut ini jawaban dari kedua pertanyaan di atas:
1. Pengukuran efektivitas iklan dengan CDM berlaku general, baik untuk pengukuran iklan produk barang maupun jasa. Dengan demikian jika seseorang bermaksud meneliti perilaku konsumen akibat iklan dari suatu produk jasa telekomunikasi seperti produk-produk Telkom, dapat menggunakan model tersebut
2. Di dalam Consumer Decision Model (CDM) Howard (Ade Gunawan, 2003, Jurnal Ilmiah Manajemen & Bisnis, Vol. 04 No.01), ada enam variabel yang saling berhubungan (inrelatted variables) di dalam CDM tersebut, antara lain: a). Pesan Iklan (information); b). Pengenalan Merek (Brand Recognition);c). Keyakinan Konsumen (Attitude); d). Sikap Konsumen (Confidence), e). Niat Beli (Intention), dan f). Pembeli Nyata (Purchase).
Berdasarkan variabel-variabel di dalam CDM tersebut kita bisa mendesain instrumen penelitian berupa angket. Cara yang mudah untuk mendesain angket bisa mengikuti contoh di dalam tabel di bawah.
Pertama, kita menentukan apa variabelnya. Kedua, menentukan indikator masing-masing variabel, cara yang dapat dilakukan adalah merujuk teori. Ketiga, mengembangkan item-item angket dari setiap indikator yang ada, jumlah item adalah relatif, tergantung kepada kemampuan peneliti untuk mengembangkannya, hal yang perlu diperhatikan adalah tidak menyusun pertanyaan ganda/berulang di dalam angket.
Variabel | Indikator | Item angket |
Pesan Iklan | 1 informatif | |
2. dst. | ||
2 attraktif | | |
| ||
3 profesional | | |
| ||
Pengenalan Merek | 1 2 3 dst | |
Keyakinan Konsumen | 1 2 3 dst | |
Sikap Konsumen | 1 2 3 dst | |
Niat Beli | 1 2 3 dst | |
Pembeli Nyata/keputusan membeli | 1 2 3 dst | |