- Melatih berpikir ilmiah
- Melatih menulis
- Melatih kejujuran
- Melatih kerja keras
- Melatih kedisiplinan
- Melatih kesabaran
Jumat, 13 Juni 2008
Menjadi Manusia baru dengan Skripsi
Posted by Mr. Azuar on Juni 13, 2008 in edufiesta Penelitian | Comments : 1
Belakangan banyak mahasiswa mengeluh tentang semakin sulitnya proses menyusun tugas akhir skripsi di Program Studi Manajemen UMSU. Untuk mengajukan judul saja mahasiswa harus membuat surat pernyataan tentang originalitas penelitian dan kebenaran lokasi penelitian di atas kertas bermaterai, membawa referensi jurnal-jurnal penelitian, menunjukkan persetujuan dari perusahaan dengan bukti stempel perusahaan di atas formulir pengajuan judul, dan segala hal yang memusingkan mahasiswa. Sepertinya, skripsi menentukan hidup matinya mahasiswa, kalau tidak ikut prosedur, maka mahasiswa bisa tamat riwayatnya. Sebagian mahasiswa mengeluh proses ini terlalu berat, sebagian menganggap skripsi adalah "momok" atau "hantu" yang menakutkan.
Memang belakang program studi membuat kebijakan seperti di atas, kebijakan terakhir adalah membuat surat pernyataan di atas kertas bermaterai. Sebenarnya hal ini tidak perlu dilakukan jika mahasiswa mengikuti prosedur yang telah ada selama ini. Hanya saja belakangan ditemui kasus adanya mahasiswa program studi lain yang memalsukan kop surat perusahaan sekaligus stempelnya. Tentu saja ini perbuatan tercela.
Mengantisipasi terjadinya kasus tersebut maka seluruh program studi sepakat untuk memberlakukan peraturan yang ketat dan terkesan berlebihan. Sebenarnya hal tersebut adalah wajar-wajar saja, untuk kebaikan mahasiswa sendiri dalam proses pembelajaran untuk bertindak benar, berlaku jujur, serius, dan bekerja keras dalam meraih sesuatu hal, termasuk meraih gelar kesarjanaannya.
Mengapa dari dulu hingga sekarang mahasiswa selalu mengalami permasalahan dalam menyelesaikan tugas akhir. Skripsi dianggap momok, hantu yang menakutkan. Skripsi cukup mampu menguras tenaga, pikiran, waktu, dan juga biaya. Skripsi dianggap sebagai sesuatu yang seolah-olah terlalu sakral.
Selain kasus-kasus di atas, mahasiswa kembali memiliki permasalahan seperti kasus-kasus sulitnya proses bimbingan skripsi kepada dosen. Banyak dosen terlalu kritis terhadap penelitian/skripsi mahasiswa, mereka harus melakukan revisi berulang-ulang karena skripsinya belum sempurna. Ada dosen yang rajin membatik setiap halaman skripsi mahasiswa dengan coretan-coretan yang kadang-kadang disertai kalimat-kalimat emosional. Beberapa dosen sibuk dengan statistik yang njelimet membuat pikiran terkuras. Ada juga kasus dosen yang sulit untuk ditemui di kampus karena banyak bisnis di luar atau penuh waktunya untuk mengajar di berbagai universitas lain, anehnya mereka tidak bersedia ditemui di rumah. Lalu harus dimana bertemu dan bagaimana bersikap?
Belum selesai sampai di situ, permasalahan terakhir adalah proses sidang meja hijau. Sidang meja hijau seolah-olah berubah menjadi ajang pembantaian. Beberapa mahasiswa mengalami shock, pingsan, menangis, tubuh berkeringat dingin. Sebagian kecil gagal dalam ujian dan harus mengikuti sidang ulang.
Namun, ada hikmah di sebalik semua proses penelitian dan menyelesaikan skripsi. Skripsi adalah proses pembelajaran untuk melatih otak (intelektual) dan emosional (psikologis), seperti:
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
assalamu'alaikum.
BalasHapus(saya panggil bang azuar aja ya, biar lebih akrab).saya mhs manajemen stambuk 2003 dan wisuda 2007, saat ini sedang mencoba melanjutkan studi masters di negeri jiran.
dalam keadaan boring dan penat dalam menyelesaikan tugasan kuliah disini, saya iseng membuka website umsu, apakah masih jadul ato dah berubah, ternyata dah jauh berbeza dari saat saya tinggalkan,alhamdulillah.
sepenggal tajuk ini memberikan motivasi bagi saya untuk bangkit dan mengerjakan kembali tugasan kuliah yang penuh kompleks persoalannya.
Mohon do'a dan motivasi yang lebih dari abang sehingga saya berjaya dalam studi saya.
terimakasih!!!